JAKARTA, Indotimes.co.id – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengisyaratkan akan menggantikan keberadaan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dengan institusi lain untuk optimalisasi bantuan langsung kepada cabang-cabang olahraga. Hal ini terkait upaya pemerintah untuk memperpendek jalur birokrasi pembinaan atlet-atlet nasional.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Senin (9/10).
Menurut Gatot memang ada rencana dari pemerintah untuk melakukan peninjauan ulang tentang keberadaan Satlak Prima. “Memang ada rencana pemerintah, jadi bukan hanya Kemenpora, terkait peninjauan ulang keberadaan Satlak Prima,” ujar Gatot.
Gatot mengatakan keberadaan Satlak Prima akan digantikan oleh institusi lain untuk optimalisasi bantuan langsung kepada cabang-cabang olahraga, seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Yang jelas institusi tersebut harus lebih optimal, dan bukan nama lain dari Satlak prima.
“Kami sudah menghitung konsekuensinya. Kami sudah menganalisa kekurangan dan kelebihannya. Kalau persiapan atlet hanya menggunakan pola seperti saat ini, target prestasi 10 besar di Asia itu akan sulit,” papar Gatot.
Penghapusan Satlak Prima itu, lanjut Gatot, akan dilakukan pada November mendatang. Pihaknya ingin secepatnya melakukan proses ini, kalau menunggu hingga Januari terlalu kelamaan.
Masih menurut Gatot, pemerintah saat ini tengah melakukan pembahasan regulasi terkait penghapusan Satlak Prima bersama para pemangku kepentingan bidang olahraga.
Tentunya pemerintah tidak ingin duduk manis tanpa mendengar pendapat dari berbagai pihak. Pihaknya juga harus mendengar masukan pihak-pihak terkait.
Gatot menambahkan sebagian pejabat dan pegawai Satlak Prima akan pindah ke unit-unit lain di lingkungan Kemenpora. Hal ini sudah menjadi bagian terkait rencana penghapusan tersebut
“Keputusan pemerintah tidak semata-mata membubarkan. Tapi, banyak hal yang harus kami persiapkan antara lain pemangkasan birokrasi, penyaluran atlet agar tetap pada penampilan terbaik, sistem penganggaraannya, dan sistem komandonya,” pungkas Gatot.
Sebagaimana diberitakan rencana pembubara Satlak Prima muncul pada saat kegiatan penghitungan mundur Asian Para Games 2018 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (6/10) lalu.
Saat itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan rencana pemerintah untuk memangkas birokrasi di bidang olahraga guna peningkatan prestasi atlet.
“Tidak boleh lagi ada kerumitan dalam organisasi. Harus perpendek jarak antara pengambilan keputusan dan pelaksanaannya,” tegas Jusuf Kalla.
Menpora Imam Nahrawi, yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan rencana pemangkasan birokrasi menjadi agenda pemerintah jelang Asian Games dan Asian Para Games 2018 mendatang. Hal itu terkait pembinaan atlet-atlet pemusatan pelatihan nasional (Pelatnas) Asian Games dan Asian Para Games 2018.
Wacana membubarkan Stalak Prima mulai mencuat seiring kegagalan Kontingen Indonesia pada ajang SEA Games 2017 di Malaysia. Pada ajang pesta akbar olahraga se-Asia Tenggara tersebut Indonesia hanya menempati peringkat kelima dalam pengumpulan medali, dengan 38 medali emas, 63 medali perak dan 90 medali perunggu. Perolehan medali tersebu melenceng dari target, yaitu 55 medali emas.