JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menyatakan kesediaannya untuk dipilih dalam Kongres PASI yang akan digelar secara virtual, Senin, 25 Januari 2021.
Kesediaan itu tertuang dalam surat yang ditujukan kepada Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) tertanggal Selasa, 19 Januari 2021. Dalam surat yang ditandatanganinya itu, LBP menyatakan kesanggupannya dipilih dan komitmen pengabdian demi kejayaan atletik Indonesia.
“Ya, kita memang sudah menerima surat kesediaan dari pak Luhut Binsar Panjaitan. Dalam pertemuan virtual dengan seluruh Pengprov PASI yang dilakukan pada Rabu (20/1) sudah disampaikan suratnya,” kata Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung saat dikonfirmasi awak media mengenai keberadaan surat tersebut.
Menurut Tigor, keberadaan LBP menjadi orang nomor satu di atletik Indonesia dalam upaya untuk kembali mengangkat prestasi atletik Indonesia. Bahkan, dia tidak menampik ketika disebut adanya keinginan PB PASI kembali menggunakan fasilitas lapangan atletik bertaraf internasional di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta.
“Ya, kita memang sangat berharap agar lapangan atletik di Stadion Madya Gelora Bung Karno bisa kembali dipergunakan untuk latihan atlet nasional yang dipersiapkan ke berbagai event internasional,” tandasnya.
Seperti diketahui PB PASI sudah tidak bisa menggunakan Stadion Madya Gelora Buung Karno sejak Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Bukan hanya kejuaraan nasional tetapi pelatnas atletik terpaksa dipindah ke Stadion Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor.
Sebelumnya Tigor Tanjung mengungkapkan PB PASI melakukan pendekatan dengan Luhut Binsar Panjaitan. Alasannya, PB PASI menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi calon ketua umum PB PASI. Hal ini terkait dengan keinginan PB PASI menjadikan olahraga atletik go publik sehingga bisa memasuki era industri seperti cabang olahraga lain.
“PB PASI sudah harus go publik. Makanya, kita mencari figur yang tepat. Karena, sudah tidak bisa lagi diterapkan pola pembinaan seperti yang dilakukan Pak Bob Hasan dimana semua kebutuhan dana dalam pembinaan atletik baik di tingkat pusat maupun daerah ditanggungnya sendiri,” ungkapnya.
Maklum, tambah Tigor, Pak Bob Hasan saat itu menempatkan dirinya sebagai bapak yang selalu siap memenuhi kebutuhan anaknya. Biarlah pola yang dilakukan Pak Bob Hasan sebagai sejarah dan mencatatnya sebagai bapak atletik Indonesia.
Karenanya lanjut Tigor, figur ketua umum yang dicari harus memiliki kriteria, pertama figur yang duduk harus memiliki kemampuan dalam menggerakkan pembinaan atletik di seluruh daerah. Kedua, bisa melibatkan pemerintah dalam menjalin hubungan dengan negara lain untuk kepentingan pembinaan atletik Indonesia. Ketiga, punya hubungan baik dengan pemerintah.
“Cabor atletik yang cukup banyak memperebutkan medali itu sudah saatnya lebih dikembangkan di berbagai daerah. Makanya, daerah-daerah harus dipacu melakukan pembinaan dengan tidak lagi mengandalkan PB PASI. Begitu juga keterlibatan pemerintah dalam mendorong pembinaan atletik mutlak sangat dibutuhkan. Dan, saya yakin sosok Pak Luhut yang sudah pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Forki mampu menggerakan daerah dan menjadikan atletik menuju era industri,” pungkasnya