JAKARTA, Indotimes.co.id – Keinginan masyarakat pencinta olahraga atletik di tanah air mencari figur yang tepat untuk memimpin Pengurus Besar Persaruan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) kini sudah menemyi titik terang.
Menyusul kesediaan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) untuk memimpin induk organisadi olahraga atletik di tanah air tersebut untuk periode 2021-2025.
Kalau tak aral melintang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu, bakal didapuk pada Kongres PASI di Jakarta, 25 Januari 2021.
Pada pemilihan bakal calon ketua umum PB PASI, Tim Penjaringan menerapkan dua pola. Pertama, menampung figur mencalonkan diri secara langsung dan figur diperoleh dengan cara melakukan pendekatan. ”Nah, Pak Luhut (LBP) itu salah satu figur didapat melalui pendekatan dan bersedia dipilih dalam Munas PB PASI,” ungkap Sekjen PB PASI Tigor Tanjung, kepada awak media, Senin (19/1/2021).
Menurut Tigor, dalam memilih calon pangganti Almarhum Bob Hasan itu, ada beberapa kriteria harus dipenuhi. Itu mengenai keinginan PB PASI menjadikan olahraga atletik go publik. Dengan begitu, bisa memasuki era industri seperti cabang olahraga lain. ”PB PASI sudah harus go publik. Sudah tidak bisa menerapkan pola pembinaan model almarhum pak Bob Hasan. Biarlah pola pak Bob Hasan tercatat sebagai sejarah dan bapak atletik Indonesia,” jelas Tigor.
Kriteria pertama, figur harus menggerakkan pembinaan atletik seluruh daerah. Kedua, bisa melibatkan pemerintah dalam menjalin hubungan dengan negara lain untuk kepentingan pembinaan atletik Indonesia. Ketiga, punya hubungan baik dengan pemerintah. ”Cabang olahraga (Cabor) atletik saatnya lebih dikembangkan di berbagai daerah. Daerah harus berpacu melakukan pembinaan. Saya yakin pak LBP mampu menggerakkan daerah dan menjadikan atletik menuju era industri,” tandas Tigor.
Menyikapi soal perkembangan PB PASI kedepannya, Tigor menambahkan PB PASI berupaya menjadikan cabor atletik go publik. Salah satunya menjadikan cabor atletik sebagai pilihan olahraga orang tua bagi anak-anak, macam sepakbola, renang, dan olahraga lain. ”Dengan begitu, atletik bisa go publik,” pungkasnya.