JAKARTA, Indotimes.co.id – Berbagai kejuaraan catur junior yang rutin diadakan di sejumlah daerah akan menjadi landasan penting bagi kejuaraan catur tingkat grand master. Dari berbagai kejuaraan junior itu, bibit-bibit pemain catur profesional akan dilahirkan.
Hal itu dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat membuka Kejuaraan Catur Junior Piala Purnomo Yusgiantoro ke-4 di Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan, Sabtu (24/8).
“Saya bayangkan kalau di setiap desa, kelurahan, RT, RW dilaksanakan pertandingan seperti ini. Alangkah damai dan tentramnya negeri ini dan tentu kita akan melahirkan calon-calon grand master baru. Mudah-mudahan catur akan memberikan kabar terindah bagi olahraga Indonesia di masa-masa mendatang,” katanya.
Wasekjen PB Percasi Nanang Surahman menambahkan bulan Agustus 2019 merupakan bulan prestasi bagi Percasi. Di Bangkok, beberapa waktu lalu, Indonesia meraih 9 medali dan tujuh di antaranya adalah emas. Di Malaysia, pecatur Indonesia juga meraih juara. Ada juga dua pecatur Indonesia yang ke Rusia untuk mengikuti kejuaraan dunia.
“Jadi sederet prestasi itu sebetulnya menunjukkan SDM kita unggul di bidang catur. Mudah-mudahan para pecatur junior ini menjadi bibit yang bisa menyusul para seniornya. Ajang ini bagian dari siklus yang tidak bisa dilepaskan yakni berlatih, dan bertanding, lalu mengevaluasinya. Percasi hanya memfasilitasi yang tetapi butuh sinergi dari para orangtua,” papar Nanang.
Lebih jauh, Chairperson Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Filda C Yusgiantoro menjelaskan, tahun 2019, PYC memperluas jangkauan kejuaraan dengan menarget peserta kategori kelompok umur 9 dan 11 tahun. Peserta berasal dari berbagai daerah yakni Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, dan India.
“Lomba ini adalah kegiatan sosial kami. Pada tahun pertama 2016, kami adakan dengan kelompok umur 7 tahun dengan 32 peserta. Tapi seiring bertambahnya peserta, lokasi di YPC sudah tidak muat lagi sampai akhirnya digelar di Museum Satria Mandala. Tujuan lomba ini adalah memberikan motivasi kepada adik-adik peserta. Di sisi lain, kami juga sedang mencari master catur junior,” paparnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi didampingi staf ahli hukum olahraga, Samsudin, membuka Kejuaraan Catur Junior ke-4 Kelompok Umur (KU) 9 dan 11, di Balairung Pahlawan, Museum Satriamandala, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (24/8).
Kejuaraan yang memperebutkan Piala Purnomo Yusgiantoro tersebut diikuti 170 peserta dari berbagai daerah Indonesia dan satu peserta dari India.
Menpora mengapreasi luar biasa inisiasi yang dilakukan Purnomo Yusgiantoro Center atas konsistensi penyelenggaraan kejuaraan usia muda sejak 2016 dan hingga 2019 yang telah memasuki tahun keempat dengan untuk kelompuk umur (KU) sembilan tahun dan sebelas 11 tahun.
“Terima kasih kepada Purnomo Yusgiantoro Center atas penyelenggaraannya, ini merupakan pondasi pembinaan menuju prestasi catur masa depan dan mencetak calon-calon GM yang membanggakan,” ucap Menpora.
Ada filosofi catur luar biasa yang digambarkan Menpora, yakni tangan selalu di atas untuk menggerakkan buah catur tanpa menengadahkan tangan untuk meminta.
“Tangan pemain catur selalu diatas, artinya selalu memberi yang terbaik tidak pernah meminta, menempatkan yang terbaik demi prestasi masa depan olahraga Indonesia. Persembahan 11 medali emas pada Asian Para Games 2018 menunjukkan betapa catur punyai potensi besar mengharumkan nama bangsa,” tambah Menpora.
Kejuaraan ini kecuali memperebutkan piala juga hadiah uang masing-masing KU, juara pertama senilai Rp2,5 juta, juara kedua Rp1,5 juta, dan juara ketiga senilai Rp1 juta.
Kejuaraan KU-9 dan 11 tahun tersebut dibuka dengan eksebisi catur cepat antara Menpora Imam Nahrawi melawan Pendiri PYC Purnomo Yusgiantoro. Dalam acara tersebut, hadir Asdep Peningkatan Tenaga Keolahragaan Herman Chaniago, Wasekjen Percasi Nanang Surahman, dan Chairperson PYC Filda C Yusgiantoro.