JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan sejumlah stakeholder, seperti Kepolisian, Kemenkes, Kemendagri, BNPB, PSSI, serta perwakilan supporter klub sepak bola liga 1, di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (6/19). Rakor membahas evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepakbola Indonesia.
“Kita tidak membahas sama sekali tentang perkembangan yang ada di Kanjuruhan. Karena itu sudah ada tim yang dibentuk langsung melalui Keppres tim gabungan independen pencari fakta dan mereka sudah bekerja,” tegas Menpora.
Menpora menjelaskan, rakor terkait evaluasi perbaikan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan kompetisi liga sepakbola Indonesia hingga ke peraturan terkait suporter.
“Hal yang kami diskusikan menjadi catatan pertama kita sepakat melakukan evaluasi secara menyeluruh dari penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional tentu bukan hanya liga 1 tapi juga liga 2 dan 3,” terangnya.
Menpora menambahkan, masukan-masukan yang disampaikan dari peserta rapat menurutnya cukup mewakili situasi yang ada. “Dan satu hal yang penting selama ini belum tersentuh secara serius yakni tentang suporter itu menjadi hal yang kita dengar masukannya.” Imbuhnya pula.
Menpora mengakui, dari masukan-masukan yang diterimnya dalam pertemuan tersebut, sejauh ini masih banyak kekurangan khusus berkaitan dengan aturan hak dan kewajiban suporter sebagaimana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
“Mungkin belum tersosialisasi dengan baik kepada para suporter dan penonton kita dan ini jadi tugas dari PSSI dan elemen itu agar bisa bersosialisasi ke depan agar tidak terjadi lagi hal yang sekarang kita saksikan,” ujarnya.
Menpora juga menyampaikan terkait rencana pemerintah melakukan audit secara menyeluruh termasuk dengan tempat stadion yang dimiliki pemerintah baik tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
“Selain itu kita juga menyadari tempat stadion yang digunakan milik pemerintah daerah biak kota/kabupaten provinsi. Sesuai dengan arahan bapak presiden akan dilakukan audit secara menyeluruh,” ucapnya.
Terutama terkait mekanisme alur keluar masuk suporter dan fasilitas sarana prasarana stadion yang akan menjadi titik utama dalam audit nantinya. Termasuk, dengan fasilitas kesehatan dan pengamanan yang berkoordinasi dengan Polri.
“Pengamanan kesehatan, yang nanti dikaitkan dengan keamanan yang kita sadari selama ini masih menjadi kekurangan kita dan standarnya akan diatur Kemenkes dan direalisasikan PSSI menjadi syarat minimum. Yang harus disediakan,” tegasnya.
Menpora juga menyampaikan bahwa PSSI diberi pekerjaan rumah untuk mensosialisasikan aturan FIFA dan aturan PSSI terkait pengamanan pertandingan. Menurutnya, sosialisasi tak hanya akan disampaikan untuk Polri, tapi juga pemerintah daerah (pemda) sebagai pemilik stadion pertandingan. “Sehingga semua tahu apa yang boleh, dan tidak boleh. Itu semua akan dibuat dan disosialisasikan,” ucapnya.
Begitu juga dengan supporter, Menpora juga meminta kerja sama semua elemen suporter klub sepak bola Tanah Air untuk menciptakan kondusifitas. Menurutnya komitmen para supporter, yaitu untuk tak saling memprovokasi dalam tiap laga sepak bola dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kerusuhan. “Kita tidak ingin menempatkan, memposisikan suporter hanya sebagai konsumen. Tapi mereka bagian ekosistem sepak bola nasional,” tandasnya.
Sementara itu pihak Kepolisian, yang dalam rakor diwakili oleh Wadankor Brimob Polri Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso, seusai rakor mengatakan Polri bakal menyusun ulang Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan Laga Sepakbola di tanah air. Tentunnya SOP yang baru akan berstandar FIFA dan PSSI.
“Hasil dari pertemuan tadi kita sudah sepakat untuk mengevaluasi secara menyeluruh. Terima masukan dari penyelenggara suporter dan rekan-rekan terkait, telah sepakat mengevaluasi,” ujar Setyo.
Menurutnya Polri sejak kejadian ini (tragedi Kanjuruhan), telah mendapatkan instruksi dari bapak Kapolri untuk membentuk satu regulasi untuk keamanan, sesuai dengan ketentuan dari FIFA dan PSSI.
“Kami berterima kasih dari suporter yang dihadirkan telah memberikan masukan-masukan untuk menyusun satuan produk terutama di wilayah-wilayah,” jelasnya.