JAKARTA , Indotimes.co.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan Indonesia kehilangan salah seorang pahlawan olahraga atas meninggalnya Markis Kido.
Atas nama penerintah dan rakyat Indonesia Menpora menyampaikan duka mendalam atas kepergian pahlawan bulutangkis indonesia peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008.
“Kita seluruh masyarakat kehilangan salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, kepergiannya memang begitu cepat dan cukup mengagetkan. “Kita semua sangat berduka atas meninggalnya Markis Kido diusia yang sangat muda 36 tahun,” kata Zainudin.
Zainudin berharap prestasi yang diukir Markis Kido untuk Indonesia patut diteladani pagi para pebulutangkis muda. “Dia banyak mengukir juara baik di tingkat Asia maupun Dunia (Olimpiade Beijing), semangat juangnya dapat menjadi contoh para pebulutangkis penerusnya,” tandasnya.
Sementara itu menanggapi adanya usulan Markis Kido dimakamkan di TMP Kalubata, karena jasa-jasanya yang sangat besar bagi Bangsa Indonesia
Menpora Zainudin Amali memberikan penjelasan .
Menurut Menpora, ketika mendengar Markis Kido meninggal, dirinya melakukan koordinasi untuk rencana pemakaman di Taman Makam Pahlawan, dia menilai Markis Kido sebagai salah satu pahlawan olahraga yang pernah mengharumkan nama Indonesia.
Namun, ternyata untuk pemakaman di TMP ternyata memiliki kriteria dan syarat tertentu yang berada di bawah Kementerian Sosial. “Kewenangan siapa saja yang berhak dimakamkan di TMP adalah di Kementerian Sosial (Kemensos),” katanya.
Adapun kriterianya adalah siapa saja yang mendapatkan penghargaan dari pemerintah (Presiden RI) berupa Bintang Republik Indonesia, Bintang Maha Putra, Bintang Sakti, Bintang Gerilya, dan Anggota TNI/Polri yang gugur dalam pertempuran.
“Markis Kido mendapatkan penghargaan Parama Kridha Utama Kelas I dari Presiden SBY pada tahun 2008, dan itu tidak termasuk yang bisa dimakamkan di TMP, seperti waktu itu Olimpian Lukman Niode juga tidak bisa,” jelas Zainudin Amali di Kantor Kemenpora, Selasa (15/6) siang.
Kedepan tetap hal ini menurutnya menjadi perhatian Kemenpora, untuk melihat apakah kriteria dapat diperluas dan dikomunikasikan dengan Kemensos serta pada kelembagaan khusus yang berwenang tentang hal ini. “Kita akan lihat dan membahasnya bersama lembaga terkait, apakah bisa diperluas kriterianya,” tandasnya
Sebagaimana diberitakan Markis Kido meninggal dunia pada Senin (14/6) malam WIB. Dugaan yang muncul saat ini adalah Markis Kido meninggal dunia karena serangan jantung ketika bermain bulu tangkis bersama rekan-rekannya di GOR Petrolin, Tangerang.
Pebulu tangkis kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1984, itu dinyatakan meninggal dunia tidak lama setelah tiba Rumah Sakit Omni Alam Sutera sekitar pukul 19.17 WIB.
Markis Kido yang berpasangan dengan Hendra Setiawan, banyak mengukir prestasi yang mengharumkan nama Indonesia.
Selain emas Olimpiade Beijing, juga gelar juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, dan medali emas Asian Games 2010 Guangzhou, serta beberapa kali meraih emas SEA Games.
Markis Kido dimakamkan di Pemakaman Umum Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Selasa (15/6) pagi.