JAKARTA, Indotimes.co.id – Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC) terus mematangkan persiapan, lima bulan jelang pesta olahraga para dipabel se-Asia di Jakarta. Salah satunya dengan menggelar Pertemuan Koordinasi dengan Komite Paralimpik Asia (APC) di Jakarta pada 13-14 April.
“Ada tiga faktor utama yang dibahas dalam pertemuan kali ini, yaitu sports, athletes village, dan transportasi. Kami telah melakukan simulasi dari dua hal, yaitu athletes village dan transportasi kemarin. Kami juga telah melaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai perkembangan persiapan Asian Para Games 2018,” ujar Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, seusai diterima Wapres di Jakarta, Jumat (13/4).
Pria yang akrab disapa Okto ini menjelaskan pertemuan ini juga merancang bentuk komunikasi yang efektif, karena waktu yang semakin sempit jelang pelaksanaan Asian Para Games.
Seusai pertemuan Presiden APC Majid Rashed bersama para delegasi CdM mengunjungi Stadion Utama dan Stadion Akuatik di komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, serta perkampungan atlet Kemayoran Jakarta.
Pada kunjungan ke perkampungan atlet, Rashed mendapat kesempatan langsung untuk melihat dan menjajal unit contoh yang sudah direnovasi untuk mengakomodir atlet difabel.
Okto menambahkan sebagian besar delegasi menyatakan puas dengan persiapan yang telah dilakukan Indonesia dalam menyelenggarakan Asian Para Games 2018.
“Tapi kami tidak boleh besar kepala. Kami masih menghadapi tantangan besar ke depannya. Kami akan mengkaji semua masalah yang kami hadapi bersama APC,” ujar Okto.
Okto juga menegaskan pihaknya ingin memaksimalkan fungsi dari APC untuk memastikan penyelenggaraan Asian Para Games 2018 berjalan sukses.
Sementara itu Presiden APC, Majid Rashed menyatakan kepuasannya atas persiapan yang telah dilakukan Indonesia untuk Asian Para Games 2018.
Rashed merasa senang dalam kunjungannya ke Jakarta kali ini, dia melihat visi dari stakeholder, mulai dari pemerintah hingga masyarakat yang mendukung penuh kegiatan ini.
Rashed juga optimis semua fasilitas bagi para atlet dipabel di perkampungan atlet akan selesai tepat waktu.
“Bisa menyediakan 1.000 unit yang ramah untuk penyandang disabilitas adalah pekerjaan luar biasa yang tidak pernah dilakukan dalam sejarah paralimpik,” pungkas Rashed.