BUDAPEST, Indotimes.co.id – Langkah tim catur Indonesia tetrtahan di babak 6 Olimpiade Catur Budapest, Hungaria, Senin (16/9) waktu setempat.
Setelah bermain menghadapi tim-tim tangguh di babak sebelumnya, tim Indonesia kembali melakoni laga melawan tim tangguh lainnya.
Tim putra kalah dari Finlandia dengan hasil akhir 1 1/2 : 2 1/2, sementara tim putri pun menyerah 1 1/2 : 2 1/2 dari Estonia.
Meski begitu tim putra Indonesia tampil gigih menghadapi tim Finlandia yang di semua papan pemainnya unggul gelar maupun rating sekitar 100 hingga 200 poin.
Walau awalnya terlihat seperti akan kalah telak, tetapi di dua papan terakhir terjadi situasi terbalik. Terutama di meja dua antara FM Duta Satria Cahaya (2219) melawan IM Mikail Agapov (2451).
Agapov berkali-kali terlihat unggul tapi berkali-kali pula Duta menemukan langkah yang membuat sulit pula. Pancingan yang dilakukan Duta pada langkah 38 saat waktu kedua pemain sudah kritis, berhasil membuatnya unggul menteri melawan benteng, tapi bidak lawan yg sudah dibaris tujuh tidak tercegah jadi menteri sehingga kondisii berimbang langkah 45.
Saat itulah Agapov membuat blunder, mencoba mengambil gajah dan bidak tapi Duta membiarkan gajahnya dan mendorong bidaknya ke petak d3 yang tak tercegah promosi.
Agapov yang menyadari blundernya langsung berdiri dan membanting papan notasinya. Duta yang tidak enak hati langsung bilang, “I am so sorry, ini harusnya remis. Dia blunder saja.” Suaranya yang setengah berbisik itu tetap mengganggu meja-meja di sebelah yang masih tanding. Pemain papan 2 ini pun segera diminta keluar dari arena pertandingan.
“Duta yang sepanjang permainan bagai satria berkuda yang tidak henti-hentinya mengayunkan pedang berlalu sambil terus tersenyum-senyum. Dengan skor pribadi 4½ dari 6 babak, Duta berpeluang besar meraih Norma IM pertamanya,” ujar kapten tim putra Kristianus Liem.
Hasil remis diperoleh Zacky Dhia Ulhaq (2203) terhadap Henri Lahdelma (2231). Sementara dua pemain Indonesia lainnya, FM Andrean Susilodinata (2393) dan Fabian Glen Mariano (2121) kandas dari lawan mereka IM Vilka Sipila (2462) dan Oliver Wartiovaara (2300).
Di bagian putri, tiga pemain muda Indonesia berhasil menahan imbang Estonia yang lebih unggul elo rating dan gelarnya. Hanya pemain papan 1, WCM Evi Lindiawati (1940) yang gagal memanfaatkan situasi yang semula sudah seimbang menghadapi lawannya IM Mai Narva (2420).
Angel Ruth Nugroho ((1939) awalnya melakukan blunder tapi terus berupaya mempersulit lawan hingga akhirnya bisa menahan serangan WIM Margareth Olde (2135) setelah bertarung 5,5 jam.
Evi Yuliana (1912) yang bermain dipapan 3 juga tampil baik dengan buah hitam dan dapat berbagi angka dengan lawannya WFM Sofia Blokhin (2036). “Tekanan lawan bisa ditangkis, Evi juga melakukan counterplay di lajur sayap menteri sehingga keduanya saling melakukan tekanan di titik lemah masing-masing, namun akhirnya sepakat remis,”ujar Lisa Lumongdong, kapten tim putri.
Pemain papan 4, Clementia Adeline (1550) sebenarnya sudah terdesak oleh WCM Grete Olde (1952), namun karena lawannya ini melakukan kesalahan fatal, Clementia jadi unggul. Sayangnya sisa waktu berpikirnya tinggal sedikit, ia tak mau mengambil resiko dan permainan berakhir remis.
Lisa menambahkan para pemain putri ini memiliki semangat yang uar biasa, terlihat dari usaha mereka yang pantang menyerah saat melawan Estonia ini.
Di babak ke 7, tim Indonesia putra akan menghadapi Hongkong, dan tim Indonesia putri akan melawan Tunisia.