Para Pelatih Ungkapkan Kendala Pembinaan Olahraga Saat Pandemi

JAKARTA, Indotimes.co.id – Para pelatih dari berbagai cabang olahraga (cabor) mengungkapkan kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan program pembinaan di tengah pandemi Covid-19  yang saat ini melanda Indonesia.

Hal tersebut terungkap saat pertemuan virtual antara Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman dengan para pelatih dari 12 cabang olahraga , Selasa (29/9).

Para pelatih yang hadir dalam pertemuan itu, kepada Marciano Norman mengungkapkan berbagai permasalahan yang mereka hadapi di saat pandemi ini.

Pelatih angkat besi Dirdja Wiharja mendapat giliran pertama, menyampaikan bahwa Pelatnas digelar sejak Januari 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, mebuat para atlet merasa terisolasi.  Para atlet  Pelatnas angkat besi mengalami kejenuhan, karena mereka tidak diizinkan keluar dari area Pelatnas.

Hal serupa diungkapkan pelatih cabor bukutangkis, Felix Aru Bayu yang menyampaikan kegiatan Pelatnas di Cipayung masih menjalani isolasi, bahkan minim libur, demi mempersiapkan patriot olahraga meraih juara.

Penerapan protokol ketat dilakukan di area Pelatnas Cipayung. “Rapid tes digelar setiap bulan dan baru saja dilakukan Swab test”, terangnya. Hasil tesnya memang cukup menggembirakan, semuanya orang di Pelatnas negatif Covid-19.

Begitu juga pada cabor  panahan, dimana para atlet Pelatnas panahan hanya diizinkan ke tempat latihan dan penginapan saja. Lebih dari itu mereka harus memiliki izin yang sangat ketat, jika ada kegiatan penting lainnya. Untuk atasi kejenuhan, menurut pelatih panahan, Permadi, pihaknya berencana memindahkan lokasi Pelatnas dari Jakarta ke Yogyakarta pada November mendatang.

Selain itu, Covid-19 juga dikeluhkan menghambat pembinaan olahraga prestasi. Dampak Covid-19 yang berujung penundaan atau pembatalan berbagai event dirasakan menjadi kendala menurut Pelatih Taekwondo, Andi Cahyadi. “Kendala Pelatnas saat ini adalah tidak adanya teman sparring dan tidak ada event”, katanya.

Pelatih Voli, Agus Abdul Karim, Pelatih Skateboard, Charles Wijaya dan Pelatih Balap Sepeda, Dadang Haries Poernomo ungkapkan kendala dengan adanya pembatalan berbagai event dan try out. “Kendala saat ini adalah terhentinya semua event, kami tidak dapat melakukan try out atau try in”, ungkap Dadang.

Olahraga Selancar juga menyayangkan penundaan berbagai event. Meski begitu, menurut pelatih Tipi Jabrik saat ini atlet selancar memiliki kesempatan terakhir untuk meraih poin. “Kami memiliki kesempatan terakhir kirimkan satu atlet, main shortboard di El Salvador”, katanya. Namun begitu, ia mengakui adanya kesulitan mendapatkan visa ke sana.

Selain menjalankan protokol kesehatan yang ketat, selutuh cabor juga mengungkapkan pelaksanaan  rapid mapun swab kepada para atlet dan pelatih di berbagai induk cabor, seperti atletik, angkat besi, tenis, tinju dan lainnya. Semua induk cabor tersebut telah menggelar tes dan hasilnya negatif dari Covid-19.

Sementara itu  Ketua Umum  KONI Pusat, Marciano Norman dihadapan para pelatih tersebut mengakui bahwa program latihan yang harusnya dijalankan pelatih banyak yang terkendala karena adanya pandemi Covid-19.

Meski begitu, Marciano memberikan apresiasi kepada pelatih yang pantang menyerah menghadapi keadaan. “Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada para saudara-saudara tanpa terkecuali, tanpa kreasi dan peran pelatih, mental atlet sudah jatuh”, kata Marciano.

Menurut mantan Kepala Badan Intelijen Nagara (BIN)  masyarakat olahraga prestasi beruntung miliki pelatih-pelatih yang punya motivasi yang luar biasa seperti ini.

Marciano menjelaskan beragam kegiatan olahraga yang ditunda di tahun 2020  akibat dampak pandemi. Dengan penundaan yang terjadi, pihaknya berharap agar para pelatih melakukan program ulang pembinaan supaya atlet mencapai puncak performa pada saat event digelar.

Marciano juga  meminta agar pelatih menerapkan Sport Science secara optimal dalam pembinaan olahraga prestasi, terutama cabang olahraga yang sudah masuk dan juga yang masih mengikuti pra kualifikasi Olimpiade.

Di akhir pertemuan, Marciano berpesan agar pelatih tak pantang menyerah mencari solusi untuk mendukung para atlet. “Selalu berpikir bagaimana mencari peluang mengantar atlet menjadi juara”, pesannya. “Ingatkan agar kejenuhan atlet tidak menurunkan mental mereka”, pungkasnya.