JAKARTA, Indotimes.co.id – Ditengah pandemi covid-19 dimana hampir seluruh aktivitas dihentikan, namun sejumlah agenda tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Namun terobosan dilakukan Pengurus Besar Wushu Indonesia ( PB WI) yang menggelar Virtual Wushu Championship pada 11-17 Oktober mendatang.
Dengan menerapkan teknologi virtual, PB WI menggelar kejuaraan yang pertama kalianya dilaksanakan secara virtual, yang diikuti 632 atlet terdiri 319 putra 313 putri dari 50 sasana yang berasal dari 10 Provinsi di Tanah Air, diantaranya adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Jambi Lampung dan Sulawesi Utara.
Virtual Wushu Championship 2020 hanya mempertandingkan khusus Taulo, dengan 1.219 pertandingan, untuk karagori Junior A, 10 jurus pa/Pi, Junior B, 10 jurus pa/pi dan C dengan 6 jurus pa/Pi.
Virtual Wushu Championship rencananya akan dibukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, pada 10 Oktober mendatang. Kejuaraan virtual ini memperebutkan 156 medali dan piala Airlangga Hartarto.
“Ini adalah kejutan bagi kami sebagai pengurus untuk terus berinovasi ditengah pandemi alhasil virtual inilah solusinya lantaran ajang ini harus dilakukan jelang persiapan 2021 Asia Youth Games, Popnas, yang merupakan jembatan di tahun 2022 Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Youth Olimpic Games di Surabaya, Jawa Timur, inilah yang kita persiapan para atlet mulai dari saat ini.”ujar Sekjen PBWI Ngatino di Jakarta, Rabu (7/10).
Menurut Ngatino, sistem dalam kejuaraan virtual tersebut mengacu pada prokes dan 3M, homebasenya panitia ada di Jogjakarta yang nantinya akan memanggil nama atlet yang akan bertanding di sasana yang sudah disediakan di daerah yang sudah ditunjuk oleh panitia, dan panitiapun menyiarkan secara Live streaming @ INAWUSHU Channel yang bisa disaksikan oleh penonton.
“Tiap sasana itu akan ada beberapa sukarelawan yang bertugas untuk mengatur jaga jarak dan bertugas membagikan masker kepada wasit dan atlet jelang pertandingan, disasana itu pun tidak ada penonton dan siapapun hanya perangkat pertandingan saja yang ada, maklum ini sesuai prokes,” jelas Ngatino.
Hal yang menarik dalam event sepekan ini adalah mengurangi pengeluaran anggaran, artinya para atlet yang tampil tidak perlu datang ke daerah lain, ini cukup di daerahnya, sehingga ini jelas mengurangi biaya keluar.
“Dari hasil rapat PB WI ini langkah-langkah ini bisa saja terus digunakan sebelum vaksin virus Corona ditemukan, lain hal kalau sudah aman, dan pihaknya kini terus berkoordinasi dengan Jogjakarta untuk kesiapan sinyal atau jaringan yang kuat plus perangkatnya,”imbuhnya.
Ngatino menambahkan, kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda tahun 2020 ini, mendapat dukungan dari Kemenpora.
Selain itu, dengan event ini dapat diketahui jika ada sasana atau pengprov yang mandek. “ Kami punya datanya nanti, jadi virtual ini akan terdata sasana dll yang aktif sehingga ketika PB akan merekrut atlet mereka siap, dan event pertama kali menggunakan virtual,”pungkas Ngatino.