JAKARTA, Indotimes.co.id – Kegagalan wakil Indonesia pada ajang BWF World Championships 2018 di China, menjadi alarm bagi tim bukutangkis Indonesia jelang Asian Games XVIII/2018. Hal ini membuat Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) segera melakukan evaluasi, mengingat pesta akbar olaharag se-Asia tersebut tinggal dua pekan ke depan.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jendera (Sekjen PP PBSI) Achmad Budiharto di Jakarta, Senin (6/8). Menurut Achmad Budiharto, evaluasi dilakukan terkait penampilan tim ‘Merah-Putih’ sebagai persiapan jelang Asian Games 2018.
Budiharto mengatakan menampilan terakhir para pebulutangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia 2018 di China, tanpa gelari tentunya sangat memprihatinkan. Bahkan pencapaian terbaik hanya diraih nomor ganda putri, melalui pasanga Greysia PoliiApriyani Rahayu yang mencapai semifinal.
“Namun, ada sisi positifnya. Karena menjadi alarm bagi para pemain dan pelatih dalam menghadapi Asian Games 2018,” kata Budiharto..
Pernyataan Budiharto tersebut beralasan, karena Asian Games 2018 untuk cabang bulu tangkis tidak jauh beda dengan Kejuaraan Dunia 2018. Apalagi mayoritas pebulu tangkis terbaik dunia berada di Asia, sementara dari luar Asia, hanya Denmark dan Spanyol yang kerap jadi batu sandungan.
“Kami akan evaluasi apa yang jadi kelemahan pemain. Juga bakal memantau kekuatan lawan di Asian Games 2018,” tandas Budiharto.
Sebagai catatan, pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Indonesia hanya meraih dua emas.
Kini, sebagai tuan rumah, tentunya “Merah-Putih’ ingin meraih hasil yang lebih baik ketimbang empat tahun silam. “Untuk ganda putri ada peningkatan. Sebelumnya, kami hanya berharap dari ganda putra dan ganda campuran di Asian Games 2018 ini,” tambah Budiharto.
Dengan lolosnya satu ganda putri (GreysiaApriyani) ke semifinal Kejuaraan Dunia 2018 memberi harapan Indonesia di sektor ini pada Asian Games kali ini. “Kami harapkan semoga mereka bisa lebih baik lagi di Asian Games 2018,” pungkas Budiharto.