JAKARTA, Indotimes.co.id – Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) X/2023 digelar di Palembang, Sumatera Selatan. Ajang ini bakal jadi panggung atlet paralimpik pelajar menunjukkan potensinya, sebagai calon atlet Indonesia ke depan.

Sesuai dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), ajang Peparpenas menjadi salah satu sarana untuk mendapatkan bibit atlet ke depan. Karena itu, mereka yang kini menjadi atlet andalan Indonesia, mayoritas lahir dari ajang Peparpenas.

Peparpenas kali ini merupakan edisi yang kesepuluh. Sebelumnya, ajang ini saat lahir tak bernama Peparpenas, melainkan Popcanas, pekan olahraga pelajar cacat nasional.

Popcanas sendiri lahir pada 2003. Saat itu, ide ini digagas oleh Raden Isnanta yang masih mesih menjabat sebagai Kabag Perencanaan, Ditjen Olahraga di Kementerian Pendidikan. Saat itu, Kemenpora memang dileburkan dengan Kementerian Pendidikan, sebelum akhirnya dibentuk kembali pada 2004.

Berdasarkan pada buku panduan pertama, Lahirnya Popcanas saat itu, ternyata dilatarbelakangi oleh keinginan kuat membangun kesetaraan dan kesempatan berkompetisi bagi pelajar difabel. Saat itu, belum ada undang-undang disabilitas, tetapi Popcanas sudah lahir untuk menggaungkan semangat kesetaraan tersebut.

Baca Juga:  Dua Partai Seru Perebutan Sabuk One Pride Pro Never Quit

Edisi pertama digelar di Jakarta pada 2003. Setelah itu ajang ini lanjut digelar tiap dua tahun sekali. Pada edisi keenam 2013, nama Popcanas resmi ganti menjadi Peparpenas.

Terakhir, Peparpenas digelar di Jakarta pada 2019 lalu. Edisi 2021 ditiadakan karena saat itu Pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, termasuk Indonesia.

Pada Peparpenas edisi terakhir, Jatim menjadi juara umum dengan 20 emas. Torehan yang fantastis karena bisa menyalip tuan rumah Jawa Tengah.

“Persiapan sudah maksimal, tinggal pelaksanaannya saja sekarang,” kata Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga R Isnanta.

Dalam ajang Peparpenas X/2023, ada enam cabor yang dipertandingkan. Atletik, boccia, catur, renang, tenis meja, dan bulu tangkis. Jumlah cabor yang dipertandingkan itu bertambah dibandingkan dengan edisi sebelumnya, di mana hanya mempertandingkan lima cabor saja.

Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta menjelaskan, ajang Peparpenas X/2023 bukan hanya bicara soal prestasi, tetapi juga bicara soal kesetaraan, memberikan ruang bagi pelajar dengan kondisi disabilitas yang mereka miliki

Baca Juga:  Proliga 2020 Berlangsung di Delapan Kota

“Jika olahraga prestasi punya pekan olahraga pelajar nasional atau Popnas, maka Peparpenas digelar seiring dengan kegiatan tersebut,” ungkap Deputi yang juga menginisiasi lahirnya Gowes Nusantara dan Gala Desa tersebut.

Semangat Peparpenas bukan sekadar untuk menggelar laga, mencari bibit potensial dan menghitung medali. Namun, ada misi yang lebih mulia, yakni memberikan ajang olahraga bagi penyandang disabilitas agar setara dengan mereka yang biasa.

“Semangat dan motivasi mereka harus dipupuk terus. Dengan Peparpenas, mereka bisa unjuk gigi dan menambah kepercayaan dirinya bahwa mereka juga mampu berprestasi dan membela nama Indonesia nantinya di kancah dunia lewat olahraga,” tandas pria asal Kulon Progo itu.

Hari ini, proses klasifikasi menjelang pelaksanaan lomba digelar. Tujuannya, untuk mengaktegorikan atlet dan nomor lomba yang bisa diikuti. Setelah itu keabsahan bagi setiap atlet ditentukan sebelum mereka bisa turun dan mengikuti lomba atau pertandingan di 126 nomor pertandingan sesuai klasifikasinya masing-masing.

Baca Juga:  Saat Pembuktian Daffa Golden Boy di Sirnas Wushu Taolu Seri I/2021