JAKARTA, Indotimes.co.id – Indonesia akhirnya mampu meloloskan atlet selancar ombak (surfing) tampil di Olimpoiade Tokyo 2021 mendatang. Hasil itu dicapai setelah Asosiasi Selancar Internasional (ISA) melalui laman resminya, Minggu (6/6) WIB, mengumukan peselancar ombak Indonesia Rio Waida, berhak tampil di pesta akbar olahraga dunia tersebut.
Rio mendapat tiket tampil di Olimpiade setelah dua peselancar Jepang, Shun Murakami dan Hiroto Ohhara harus berebut satu slot tersisa pada hari terakhir Surf City El Salvador ISA World Surfing Games 2021, Murakami turun di main event dan Ohhara di repechange.
Berdasarkan aturan kualifikasi Olimpiade, satu negara hanya boleh diwakili dua peselancar. Jepang sudah memiliki satu wakil yakni Kanoa Igarashi yang lolos usai masuk top ten Liga Surfing Dunia (WSL) 2019.
Dengan demikian, tiket milik Jepang yang sempat diamankan Murakami di World Surfing Games 2019 dialokasikan untuk Rio. Saat itu, Murakami mendapat jatah tiket kontinental zona Asia setelah menempati ranking empat di final. Sementara, Rio di posisi sembilan tetapi menjadi peselancar terbaik kedua dari Asia.
Lolosnya Rio ke Olimpiade Tokyo, merupakan perjuangan manis Pengurus Besar Pesatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) untuk meloloskan atlet mereka ke Olimpiade Tokyo, mengingat perjuangan mereka untuk berangkat mengikuti Surf City El Salvador ISA World Surfing Games 2021 di El Salvador, sangat sulit, dengan berbagai kendala, bahkan nyaris gagal berangkat ke kejuaraan dunia sekaligus ajang kualifikasi olimpiade itu.
Ketua Umum PSOI Arya Sena Subyakto bersyukur atletnya dapat menggenggam tiket Olimpiade. Sebab, syarat kualifikasi yang ditetapkan ISA tidak mudah, yakni hanya 20 peselancar terbaik di dunia yang diperbolehkan tampil pada debut surfing di Olimpiade, dimana 10 tiket diberikan khusus kepada peselancar yang masuk top ten ranking WSL dan sisanya diperebutkan melalui kualifikasi.
“Kami sangat gembira karena lolos Olimpiade ini tidak mudah. Perjuangan peselancar Indonesia di El Savador juga luar biasa, misalnya I Ketut Agus Aditya Putra yang mampu masuk semifinal tetapi belum berhasil di repechange 11,” kata Arya.
“Kami mendapat pelajaran berharga dari sini dan setelah pulang ke Indonesia kami akan menyiapkan diri lagi. Terutama, memperkuat mental Rio untuk tampil di Olimpiade karena secara skill pertandingan dia sudah siap.” imbuhnya
Sementara itu, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) melalui Sekjennya, Ferry J Kono merasa bersyukur dan bangga atas keberhasilan selancar ombak (surfing) yang mampu melolsokan atletnya ke Olimpiade Tokyo.
“Alhamdulillah Indonesia menambah lagi perwakilan atlet yang akan tampil di Olimpiade Tokyo dari cabang olahraga surfing. Rio lolos kualifikasi karena penampilannya di World Surfing Games 2019, tetapi penampilan Rio di El Savador pun sangat baik karena dia masuk perempat final. Ini artinya membuktikan peselancar Indonesia juga mampu bersaing di kelas dunia,” kata Ferry.
Menurut Ferry keberhasilan tersebut tak lepas dari kerja keras PSOI. Bukan sekadar dari pembinaan yang telah dilakukan PSOI, melainkan juga perjuangan mereka untuk mengirimkan atlet di kualifikasi surfing terakhir di El Savador.
“Kami sangat mengapresiasi proses PSOI yang sudah berusaha keras membawa atlet-atlet Indonesia tampil di sana. Bukan cuma karena pandemi Covid-19, tetapi juga proses keimigrasian. Kita tidak memiliki KBRI di sana sehingga sekretariat NOC Indonesia beberapa kali mengirim surat ke pihak luar negeri dan Pak Sesmenpora (Gatot S Dewa Broto) juga membantu dengan berkomunikasi dengan KBRI Kolombia agar peselancar kita bisa masuk El Savador,” tandas Ferry.
Pada Olimpiade Tokyo, selacar ombak atau Surfing akan mempertandingkan dua nomor yakni shortboard putra dan putri. Perlombaan akan diselenggarakan di Pantai Shidashita yang berjarak 64 km dari Tokyo.