JAKARTA, Indotimes.co.id – Petenis tunggal nomor satu Indonesia, M. Rifqi Fitriadi (23 tahun) akan mengawali langkah tuan rumah mengadang Venezuela pada laga Play Off Grup ll Piala Davis di Stadion Tenis Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (4/3).
Rifqi bakal meladeni single kedua tim tamu, Francesco Lamas Villarroel (18).
“Kami cukup kaget, Venezuela menurunkan petenis muda sebagai single kedua. Kami optimistis, Rifqi bisa memetik angka pembuka bagi Indonesia,” ucap non playing captain Merah Putih, Febi Widhiyanto setelah undian di Stadion Tenis Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (3/3).
Partai kedua tersaji antara tunggal kedua Indonesia, Christopher Rungkat menantang single terbaik Venezuela, Luis David Martinez. Sejatinya, ini adalah duel antar petenis spesialis ganda.
Saat ini Christo bercokol di peringkat 194 ganda dunia, sedangkan Martinez 129. “Sudah pernah ketemu ganda di Prancis, empat tahun lalu. Saya, yakin besok bisa menang,” ujar Christo, sapaan akrab Christopher Rungkat.
Pada pertandingan hari kedua, yang digelar Sabtu (5/3), Indonesia memasang duet M. Althaf Dhaifullah dan Achad Imam Maruf untuk meladeni pasangan Venezuela, Luis Davis Martinez/Jordi Munoz Abreau.
“Tergantung hasil hari pertama, pasangan ganda masih bisa berubah hingga sejam sebelum jadwal pertandingan,” ungkap Febi, menanggapi pasangan ganda muda Indonesia itu.
Partai Piala Davis berlanjut dengan duel single antar petenis nomor satu kedua negara. Laga antar tunggal kedua menjadi agenda penutup pertemuan perdana antar Indonesia dan Venezuela di ajang berlabel World Cup of Tennis ini.
Rifqi akan meladeni permainan Luis David Martinez. Sementara
Christo bakal berhadapan dengan Francesco Lamas Villarroel.
Menghadapi Venezuela, squad Piala Davis Indonesia mengandalkan para petenis muda, kecuali Christopher Rungkat, yang paling senior.
M. Rifqi Fitriadi, menjadi andalan di sektor tunggal. Rifqi merupakan tunggal Indonesia terbaik saat ini, peraih emas tunggal putra PON Papua 2021. Namun, sayangnya minim pengalaman internasional.
Semoga petenis kelahiran Kalsel ini mampu menjawab tantangan sebagai ujung tombak melawan Venezuela, bangkit dari debut yang kurang mengesankan vs Selandia Baru di Piala Davis sebelumnya.
Sementara Christopher Rungkat
Lebih dari satu dekade jadi tulang punggung, Christo memegang rekor most wins (39-17) & most singles win (24-12) di tim Piala Davis Merah Putih. Butuh satu kemenangan ganda utk menyandang rekor most doubles wins. Sebagai singles kedua, Christo punya waktu lebih banyak untuk recovery, siap bermain tiga matches dalam dua hari
Kemudian ada Achad Imam Maruf Late Boomer, debutan tim yang makin matang di usia emasnya. Bisa menjadi alternatif duet Christo.
Selain itu ada nama, M. Althaf Dhaifullah. Ini kesempatan keduanya setelah debut mengecewakan vs Filipina pada ajang Davis Cup tahun 2018 lalu.
Serta Nathan Anthony Barki, yang menjadi tradisi baik PP Pelti era Rildo Anananda Anwar, yang selalu menyelipkan petenis muda ke dalam tim. Nathan tercatat masih melakoni ITF WorldTennisTourJunior J4 di Singapura yg menjadi basisnya.