JAKARTA, Indotimes.co.id — Kontingen Indonesia yang berjuang di Paralimpiade Tokyo 2020 telah kembali ke tanah air. Kedatangan pahlawan-pahlawan olah raga itu disambut oleh Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) Zainudin Amali di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Selasa (07/9) pukul 04.00 WIB.
Kepulangan kloter terakhir kontingen Paralimpiade Indonesia ini dipimpin langsung oleh Chef de Mission Andi Herman serta Ketua NPC Indonesia Senny Marbun bersama atlet dari cabang olah raga para bulu tangkis dan para atletik. Turut dalam rombongan tersebut terdapat peraih medali emas Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah dan Hary Susanto.
Indonesia mencatat prestasi luar biasa pada perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020. Sejarah tercipta dengan torehan dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu yang diraih kontingen Merah-Putih.
Dalam sambutannya Menpora Zainudin Amali mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menyampaikan salam hangat dan terima kasih kepada semua kontingen Paralimpiade Indonesia.
“Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada atlet, pelatih dan seluruh kontingen indonesia. Bapak Presiden juga berpesan bahwa setelah karantina, beliau dijadwalkan akan menerima kontingen Paralimpiade di istana,” ujar Zainudin Amali.
“Satu hal yang membangggakan kita, bahwa pencapaian kontingen ini mengalami peningkatan sangat pesat dan luar biasa dibandingkan paralimpiade Rio de Janiero 2016 dimana saat itu Indonesia hanya berada di peringkat 76, tetapi sekarang naik menjadi peringkat ke 43,” jelas Zainudin .
Melihat prestasi bagus di ajang Paralimpiade 2020, Zainudin menegaskan, apa yang ditunjukan oleh Kontingen Indonesia di Paralimpiade ini sama sekali tidak ada bedanya dengan Olimpiade karena mereka sama-sama bisa menghasilkan prestasi dan bisa mengharumkan nama bangsa. Menpora menghimbau kepada masyarakat untuk juga memberikan dukungan yang sama kepada Paralimpiade.
“Posisi atlet Olimpiade dan Paralimpiade saat ini sejajar. Pemerintah menaruh perhatian yang sama bagi atlet Olimpiade maupun Paralimpiade. Diharapakan masyarakat juga bisa menberikan dukungan yang sama bagi keduanya,” tegas Zainudin.
Dalam Desain Besar Olah Raga Nasional (DBON) yang akan diluncurkan pada Haornas 2021, pemerintah telah menetapkan posisi Olimpiade dan Paralimpiade sebagai sasaran utama prestasi olah raga nasional. Target besar diberikan kepada mereka, karena itu dibutuhkan dukungan semua pihak.
Sementara itu Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun mengatakan keberhasilan yang diraih kontingen di Paralimpiade 2020, tidak lepas dari kebijaksanaan Menpora Zainudin Amali yang telah memberikan kelonggaran kepada atlet NPC untuk mengikuti setiap single event di manca negera. Tujuannya jelas yaitu guna memenuhi kualifikasi untuk masuk Paralimpiade Tokyo.
“Prestasi tahun ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan tanpa campur tangan Menpora, tidak mungkin prestasi ini bisa tercapai. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa rakyat Indonesia,” kata Senny Marbun.
“Saya ucapkan banyak terima kasih khususnya kepada bapak Presiden Joko Widodo yang menjadi ujung tombak kami sehingga bisa mengukir prestasi luar biasa ini. Karena di era kepemimpinan Pak Jokowi, NPC bisa setara dengan yang non-difabel. Hal itu memicu semangat kami untuk meraih keberhasilan yang luar biasa,” tandas Senny.
Hadir dalam penjemputan tersebut yakni Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari serta sejumlah pejabat Kemenpora.
“Saya mengapresiasi Menpora Zainudin Amali yang menjadi penggagas grand design blue print olah raga nasional dan saya juga menyampaikan selamat kepada NPC Indonesia atas keberhasilan kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Semoga apa yang dihasilkan ini bisa memprakarsai dan bisa memberi warna bagi peningkatan prestasi olah raga di Indonesia,” ungkap Okto sapaan akrab Raja Sapta Oktohari.
Setelah tiba di tanah air, kloter terakhir kontingen Paralimpiade Tokyo 2020 ini selanjutnya akan menjalani karantina di hotel di Jakarta selama delapan hari sebelum kembali ke keluarga masing-masing.