JAKARTA, Indotimes.co.id – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) memastikan akan memberikan sanksi kepada klub Arema FC maupun panitia penyelenggara pertandingan terkait sejumlah insiden yang terjadi sepanjang laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10) kemarin.

Demikiamn ditegaskan Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono di Jakarta, Minggu (7/10). Menurut Joko PSSI telah mendapatkan laporan terjadinya beberapa pelanggaran kode disiplin yang dilakukan suporter Arema, sehingga mengganggu pelaksanaan pertandingan.

“Pada laga ini, PSSI menurunkan tim pemantau yang melihat langsung terjadinya beberapa pelanggaran. Hasil laporan tim ini melengkapi laporan pengawas pertandingan dan akan menjadi refrensi sidang Komite Disiplin dalam menjatuhkan sanksinya. PSSI berkomitmen untuk menjaga dan mengawal penegakan hukum sepak bola,” kata Joko.

Joko mengatakan PSSI tidak akan memberi toleransi terhadap pelanggaran terhadap pelanggaran kode disiplin. “Pasca penghentian sementara kompetisi, PSSI telah meminta operator liga dan klub untuk lebih memperhatikan prosedur penyelenggaraan pertandingan. Kami juga telah mengingatkan, untuk menjaga para suporter agar tidak bertindak dan membawa spanduk yang sifatnya rasis dan provokatif,” ungkap Joko.

Baca Juga:  Sesmenpora Diperiksa Bareskrim Polri, Jadi Saksi Mafia Pengaturan Skor

Laga Arema FC dan Persebaya berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan tuan rumah. Namun, kemenangan ini tercoreng dengan ulah suporter yang meneriakan cacian hinaan dan rasis. Suporter juga menorobos masuk ke lapangan pada jeda istirahat babak pertama dan beberapa saat setelah babak kedua berakhir.

Laga Arema versus Persebaya merupakan laga lanjutan pekan ke-24 Gojek Liga 1. Kompetisi Liga 1 sempat ditunda dan kembali digelar pada hari Jumat, sejak PSSI melalui rapat EXCO tanggal 25 September 2018, memutuskan penghentian kompetisi sementara.

Sementara itu pihak Arema FC, melalui CEO Arema FC Iwan Budianto merasakan kecewa dengan adanya kejadian tersebut.

“Aremania dikenal punya jiwa ksatria. Bahwa apa yang telah dilakukan dan tegas melanggar regulasi. Maka akan ada konskwensinya. Bisa laga tanpa penonton bisa sampai laga usiran, dan sebagai ksatria harus berbesar hati utk menerima hukuman apapun itu” ujar Iwan.

Baca Juga:  Piala BJK Junior 2022: Kemenangan Pertama Indonesia

Iwan menambahkan resiko itu harus diterima, dia juga berharap bahwa sanksi itu bisa menyadarkan Aremania agar kelak kejadian ini tidak terulang lagi.

Arema secara institusi sangat menyayangkan tindakan Aremania yang masuk lapangan di jeda dan akhir pertandingan.

“Klub akan memanggil para perwakilan Aremania mengajak bicara. Bahwa kerugian ini tidak hanya klub yang menanggung. Tapi juga Aremania sendiri,” pungkas Iwan.