JAKARTA, Indotimes.co.id – Komite Yudisial PSSI memberikan respons terkait komentar pelatih Persib Bandung, Robert Rene Albert. Pelatih asal Belanda tersebut berkomentar bahwa PSSI masih dihuni orang-orang rakus.
Hal tersebut termuat di media online seperrti Football5star serta Republik Bobotoh pada Jumat, 30 Oktober 2020. Selain menyebut rakus, Robert juga menyebut orang PSSI hanya memikirkan kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari sepak bola Indonesia.
Ketua Komite Disiplin (Komdis), Erwin TPL Tobing mengatakan Komdis PSSI akan mempelajari terkait komentar Robert Rene Albert.
“Komentar Robert Rene Albert akan kami bawa ke Komdis PSSI untuk dibicarakan. Dia harusnya sebagai sosok pelatih sebuah tim besar tidak berkomentar seperti itu. Ada etika yg harus diperhatikan, dan kami sayangkan statement tersebut,” kata Erwin Tobing.
“Apa yang dimaksud Robert dengan rakus dan mementingkan diri sendiri? Masa kepengurusan PSSI kapan yang dia maksud? Kepengurusan PSSI sekarang kan baru setahun terbentuk dan langsung menghadapi pandemi Covid-19, sehingga menghentikan sementara aktivitas persepakbolaan. Saya mau tanya bagaimana sih performance tim Persib di tangan dia. Apa yang sudah di buatnya? Coba dia fokus dan majukan dulu ke Persib. Belum paham tentang PSSI yang sekarang sudah berkomentar, itu pun ngambang, tanpa data dan bukti,” jelas Erwin.
Robert sendiri dikenal sebagai pelatih yang suka berkomentar di luar teknis sebagai pelatih. Sebelum menangani Persib, Robert pernah berkomentar negatif ke media terkait PSSI atau hal lain saat melatih PSM Makassar.
Sementara itu, Ketua Komite Etik PSSI, Bambang Usadi mengatakan bahwa Robert Rene Albert sudah terlalu kelewatan berkomentar dan melebihi kapasitasnya sebagai pelatih Persib Bandung.
“Komentar tersebut akan kami bawa ke Komite Disiplin Etik. Nanti kami minta PSSI melalui Kesekjenan untuk menyampaikan surat klarifikasi komentar Robert Rene Albert,” kata Bambang Usadi.
Bambang menambahkan sebagai seorang profesional, seharusnya Robert Rene Albert menunjukkan kapasitas serta mentalitas yang menjunjung tinggi sportivitas. Selain itu, ia harus berpikir ilmiah berbasis dengan fakta dan realita.
“Olah raga, terutama dunia sepak bola profesional telah mengajarkan kita bagaimana bersikap bersadarkan bukti konkrit. Sebagaimana permainan sepak bola yang menerapkan sanksi atau bukti konkrit, bukan mengada-ngada, rumor dan desas-desus,” imbuhnya.
“Ada dua hal yang perlu disoroti, pertama tentang Robert itu menuduh pengurus PSSI. Dan tentang siapa yang dimaksud dalam komentar tersebut,” jelas purnawirawan polisi berbintang dua tersebut.