JAKARTA, Indotimes.co.id – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara remi memutus kontrak Shin Tae Yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia. Meski masih menyisakan dua tahun masa kontraknya, namun demi target lolos tampil ke Piala Dunia, induk organisasi sepak bola di tanah air, memutuskan tidak lagi melanjutkan kerjsa dengan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1), mengatakan pihaknya telah melakukan pertemua kehus dengan pelatih 54 tahun tersebut, dan berterima kasih atas sumbangsih yang telah diberikan Shin Tae Yong yang turut memajukan sepakbola Indonesia.
“Tentu kita mengucapkan terima kasih kepada kinerja coach STY selama ini, hubungan saya sangat baik, dan kita lakukan yang terbaik untuk program-program yang dikehendaki,” ujar Erick.
Tetapi, lanjut Erick tentunya dinamika dari Timnas ini, perlu menjadi perhatian khusus, oleh PSSI dalam evaluasi. “Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang tentu disepakati oleh para pemain, komunikasi yang baik dan implementasi yang lebih baik pula.
Erick menambahkan Shin Tae Yong sudah mendapat pemberitahuan dari PSSI, melalui Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji, mengenai pemecatannya. Dimana surat pemutusan kerja sama antara PSSI dan STY sudah disampaikan pada Senin (6/1) pagi, melalui Ketua BTN PSSI, Sumardji.
“Pak Sumardji sudah bertemu coach STY tadi pagi, sudah terima surat menyuratnya, nanti tentunya ada proses berikutnya mengenai hubungan kita yang sudah berakhir dan saya ucapkan terima kasih,” ungkap Erick.
Terkait kontrak Shin Tae Yong dengan PSSI masih cukup lama, hingga 2027 mendatang. Erick mengungkapkan PSSI tetap menghormati kontrak tersebut, dan tentunya PSSI akan memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi sebagai konsekwensi dari kontak tersebut.
Erick Thohir mengungkapkan, kalau dinamika di Timnas Indonesia cukup kompleks. Tentunnya keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang matang, untuk kelanjutan timnas itu sendiri. Diungkapkannya rencana tersebut sudah muncul sebelum pertandingan timnas melawan China. Namun baru dapat dilakukan saat ini, karena waktunya dinilai cukup ada sekitar dua bulan setengah, jelang laga lanjutan timnas,
“Kalau saya lihat dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja kita mengambil keputusan tergesa-gesa kurang baik juga. Sebelum pertandingan melawan China (tidak kami lakukan pergantian pelatih) karena waktunya terlalu mepet. Ya yang terbaik ya hari ini ( awal Januari) karena kita masih punya waktu dua bulan setengah untuk persiapan, karena saya juga tidak mau mengambil keputusan yang buat keadaannya tidak baik. Waktu dua setengah bulan ini cukup,” ungkap Erick.
Erick Thohir tetap optimis pelatih baru, yang akan menggantikan Shin Tae Yong bisa melanjutkan tugas utama kepaltihan untuk bisa menandar timnas lolos ke Piala Dunia.
“Di sepak bola itu yang berat itu intangible, salah satunya teamwork kekompakan pemain, pelatih, PSSI dengan tim, PSSI dengan pelatih itu dinamika yang tentu menjadi tolok ukur yang tidak mudah diprediksi, tetapi yang tadi saya sampaikan kalau kita coba sebaik-baiknya paling tidak titik-titik ini bisa kita kurangi. Salah satunya komunikasi yang saya sampaikan tadi,” lanjut Erick pula.
Banyak pertimbangan yang dilakukan dalam mengambil keputusan ini, tentunya hasil evaluasi yang telah dilakukan PSSI sebagai landasan utama dalam keptusan penting ini, bukan karena ada komentar ataupun masukan lainnya.
“Termasuk juga bagaimana tactical issue yang seperti ditulis beberapa media Eropa. Tetapi itu tidak menjadi judgement dari PSSI, tetapi itu menjadi bagian evaluasi,” terangnya.
Menyinggung figur pengganti Shin Tae Yong, Erick mengungkapkan ada tiga kandidat yang telah berkomunikasi dengan PSSI. Namun dari hasil komunikasi bahkan pertemuan langusung, PSSI telah memutuskan salah satunya, namun Erick belum bersedia menyebutkan jatidirinya. “Yang pasti pelatih baru Timnas akan kami perkenalkan secara resmi pada tanggal 12 Januari mendatang,” ungkap Erick pula.
Menurut Erick dirinya sudah bertemu langsung dengan calon pelatih timnas tersebut saat tebang ke Eropa akhir Desember lalu, Bahkan dari agenda yang dia minta kepada ketiga calon pelatih bertepatan dengan Hari Natal pada 25 Desember lalu, hanya satu calon yang bersedia bertemu dengannya.
“ Ini bukan ukuran pasti, namun dari komitmennya mau datang bertemu saya saat Natal, menunjukan keseriusan pelatih yang bersangkutan. Setelah bertemu dengan saya sekitar dua jam lebih, dia langsung terbang kembali ke negaranya. Ini poin pentng untuk sang pelatih terebut,” ungkap Erick.
Patrick Kluivert Santer Disebut Gantikan Shin Tae Yong
Saat didesak wartawan, nama mantan pemain timnas Belanda dan kulb AC Milan, Patrick Kluivert, Erick Thohir tak menampik bahwa yang bersangkutan meruaakn salah satu dari tiga kandidat calon pelatih Belanda yang telah berkomunikasi dengan PSSI.
“Kita tunggu saja kedatangan pelatih baru timnas ke Indonesia, nanti kita perkenalakan secara resmi pada tanggal 12 Januari mendatang, “kilah Erick.
Yang jelas, lanjut Erick pelatih timnas yang baru tentunya membawa tim kepelatihan tersendiri bersamanya. Namun PSSI dalam pembicaran dengan sang pelatih, mereka juga harus menyiapkan satu asisten pelatih yang khusus menangani timnas U-23. Tentang siapa figur sang calon asisten pelatih, PSSI tentunya telah mendapat data dari calon pelatih Timnas tersebut.
Sebagaimana diketahui Patrick Kluivert adalah terkenal sebagai sa;ah satu striker terbaik didunai pada masanya. Pria yang memiliki nama lengkap Patrick Stephan Kluivert, lahir pada 1 Juli 1976, selani dikenal sebagai mantan pemain, juga juga pelatih, dan direktur olahraga di Belanda.
Dia pernah bermain sebagai striker, untuk Ajax Amsterdam, Barcelona, AC Milan dan tim nasional Belanda. Dia terakhir menjadi manajer klub Süper Lig, Adana Demirspor.
Sebagai pemain secata keseluruhan, Kluivert mencetak 124 gol dari 249 penampilan. Kluivert bermain untuk tim nasional Belanda pada tahun 1994 hingga 2004. Dengan 40 gol dalam 79 penampilan, sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak keempat untuk Tim Oranje.
Kluivert memulai karir kepelatihannya sebagai asisten di AZ dan NEC, serta di Australia dengan Brisbane Roar, sebelum mengelola Jong Twente meraih gelar nasional di liga cadangan Belanda. Dia adalah asisten Louis van Gaal dengan tim Belanda yang menempati posisi ketiga di Piala Dunia FIFA 2014 di Brasil.
Pada tahun 2015, ia mengambil alih sebagai pelatih kepala Curaçao untuk negara tersebut kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 dan kampanye kualifikasi Piala Karibia 2017. Ia kemudian menjabat sebagai direktur olahraga untuk akademi Paris Saint-Germain dan Barcelona, serta melatih tim Ajax A1 (U-19) dan membantu Clarence Seedorf untuk tim nasional Kamerun.