JAKARTA, Indotimes.co.id – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) kini memiliki pimpinan yang baru, menyusul terpilihnya Raja Sapta Oktohari, sebagai Ketua Umum KOI periode 2019-2023. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI) ini terpilih secara aklamasi pada Kongres KOI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (9/10).
Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari menjadi Ketua KOI yang baru menggantikan Erick Thohir, yang telah berakhir masa jabatannya. Okto menggandeng Warih Sandono, Ketua Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta yang juga mantan Ketua Umum Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) Kalimantan Barat sebagai wakilnya.
Kehadiran Warih diharapkan bisa membantu membentengi KOI dari masalah-masalah hukum terkait penggunaan anggaran negara. Di bawah kepemimpinannya di KOI, Okto tidak ingin ada lagi stakeholder olahraga ke depannya yang tersangkut masalah hukum seperti yang terjadi belakangan.
“Pak Warih menjaga supaya kami jangan bikin salah. Begitu juga di dewan etik KOI, kita harapkan mampu berbuat yang terbaik,” kata Okto usai terpilih.
Menurut Okto mudah-mudahan formasi solid ini didukung dengan kinerja cabang olahraga supaya menghasilkan prestasi olahraga yang gemilang.
“Kami di olahraga itu punya beberapa pengalaman kurang baik. Ada yang ditahan, baik yang salah keuangan atau administrasi. Saya selalu bilang, kami sudah habis waktu, habis dana juga jangan sampai semua sudah ujung-ujungnya diperiksa dan tidak lolos secara administrasi,” ungkap Okto.
Bagi Okto, menjadi Ketua KOI bukan tanggung jawab yang mudah untuk dijalani. Banyak pekerjaan rumah yang menunggu, utamanya SEA Games 2019 di Manila, Filipina.
Terlebih, anggaran untuk keberangkatan kontingen ke SEA Games disebut Okto masih harus menunggu proses transisi di pemerintahan setelah pelantikan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober mendatang.
“PR besar lainnya yakni Olimpiade Tokyo 2020. Selain untuk mengejar prestasi medali emas sebanyak mungkin, kami juga berjuang untuk merebut hati anggota IOC (Komite Olahraga Internasional) untuk memberikan suaranya kepada Indonesia di pencalonan Olimpiade 2032. Karena keputusannya ada di Olimpiade 2024,” jelas Okto pula.
Okto bukan orang baru dakam dunia olahraga, selain pengusaha dia juga dikenal sebagai seorang promotor tinju sejak 2011. Kemudian ia terpilih sebagai Ketua PB ISSI sejak 2015.
Pada 2016, Okto dipilih menjadi Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Kala itu, Indonesia berhasil mengembalikan tradisi emas Olimpiade yang sempat hilang di 2012 lewat cabang olahraga bulutangkis nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Tetakhir Okto dipercaya sebagai Ketua Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAOGOC).