JAKARTA, Indotimes.co.id – Suatu kebanggaan bagi Rasita Naibaho pertama kali menginjakkan kakinya di Ibukota Jakarta. Apalagi, remaja putri kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara (Sumut), 4 Oktober 2005 yang memperkuat Tim Wushu Sumut membuat kejutan pada Kejuaraan Nasional Sanda Junior yang merupakan rangkaian dari Indonesia Wushu All Games 2021.

Dalam pertandingan final kelas 48kg Putri Junior di Stadion Tenis Indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (11/12), Rasita meraih medali emas setelah mengalahkan andalan Sulawesi Tenggara (Sultra), Imanuela Blesa Stiffany.
Rasita memang pantas menjadi yang terbaik karena di babak semifinal dia mampu mengalahkan atlet wushu junior pelatnas asal Jawa Tengah, Nasya Aulia Zahra Wahana, yang harus puas meraih medali perunggu bersama Rona Nasywa dari Jawa Timur.

“Saya senang bisa menyumbangkan medali emas bagi Tim Wushu Sumut. Medali emas ini juga sebagai hadiah buat kedua orang tua. Mudah-mudahan dengan prestasi ini, saya bisa dipanggil masuk pelatnas junior untuk dipersiapkan menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2022 nanti. Karena, saya ingin sekali membawa nama bangsa dan negara,” kata Rosita yang ditemui usai pertandingan.

Baca Juga:  Menpora Tunggu Laporan KONI Pusat, Soal Polemik Panahan

Putri bungsu dari empat bersaudara pasangan Ediman Naibaho dan Idaulina Rajagukguk mengaku menekuni olahraga wushu bersama saudaranya untuk menghindari kegiatan negatif.

“Bapak yang menyuruh kami latihan wushu karena tak ingin anaknya terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik. Dan, sekarang saya sudah tercatat sebagai atlet PPLP Sumut. Ini merupakan gelar pertama saya di event tingkat nasional setelah menjalani 9 pertandingan di tingkat daerah,” ujarnya.

Ketika ditanyakan apakah sudah memberikan kabar gembira kepada kedua orang tua atas keberhasilan meraih emas di Indonesia Wushu All Games 2021? Rosita menjawab,”Nanti malam saya ;pasti memberitahukan. Tapi, bapak pasti sudah tau karena mengikuti pertandingan lewat siaran langsung di youtube sejak saya pertama kali tampil. Dan, dia rela menghabiskan kuota internet demi melihat anaknya.”

Rosita mengaku dirinya sangat terbantu dengan menekuni olahraga wushu. Saat ini, dia tercatat sebagai siswi SMA di Medan melalui jalur prestasi. Bahkan, dia sudah tidak lagi membebani orang tuanya untuk memenuhi kebutuhannya selama mengikuti latihan di PPLP.

Baca Juga:  Revisi Undang-undang SKN Menuju Penyatuan KONI-KOI

“Honor di PPLP itu selama ini saya manfaatkan buat membeli kebutuhan sehari-hari. Dan, saya tidak mau membebani bapak yang hanya sopir truk dari Kabanjahe ke Medan,” ungkapnya.