JAKARTA, Indotimes.co.id – Tak lama lagi Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) bakal punya pimpinan baru. Musyawarah Nasional (Munas) yang akan dihelat pada bulan Maret 2021 ini akan memilih Ketua Umum PB ISSI periode 2021-2025 sebagai pengganti Raja Sapta Oktohari (RSO).
Sebenarnya, RSO yang menjabat Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bisa saja mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum ISSI pada periode kedua 2019-2023. Apalagi, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ISSI tidak ada larangan. Namun, RSO tak mencoba mempertahankannya dan taat pada AD/ART KOI yang melarang adanya rangkap jabatan. Padahal, Presiden NOC Phililina, Abraham N. Tolentino yang merangkap ketua balap sepeda bisa dijadikannya alasan.
“Munas ISSI itu terjadi karena kebesaran hati RSO yang sudah malang melintang dalam membangun prestasi olahraga baik amatir maupun profesional. Dan, RSO taat dengan AD/ART KOI,” kata Wakil Ketua Umum PB ISSI, Andrianto Soedjarwo yang dihubungi di Jakarta, Senin (1/2).
Kehadiran RSO di PB ISSI, kata Andrianto, patut diakui telah membawa perubahan pada cabang olahraga balap sepeda Indonesia. Komitmennya dalam membangun olahraga balap sepeda bukan hanya menghasilkan fasilitas membanggakan tetapi juga mencetak prestasi yang bagus pula.
“Kini, Indonesia punya Jakarta Internasional Velodrome yang berada di Rawamangun. Velodrome bertaraf internasional yang dibangun saat Asian Games 2018 itu tercatat yang terbaik di dunia. Semua itu terwujud berkat perjuangan RSO yang bisa meyakinkan Pemerintah, Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC), dan Pemda DKI Jakarta,” jelasnya.
Dari segi prestasi, kata Andrianto, Tim Balap Sepeda Merah Putih mampu memberikan kontribusi bagi Kontingen Indonesia yang sukses menembus peringkat kelima Asia pada Asian Games 2018. Tercatat dua medali emas disumbangkan melalui Khoiful Mukhib (MTB Downhill putra) dan Tiara Andini Prastika (MTB Downhill putri). Plus satu perunggu yang dihasilkan Nining Porwaningsih di nomor Downhill putri.
Sebelumnya, Tim balap sepeda Indonesia juga mampu menyumbangkan 11 medali bagi Kontingen Indonesia. Yakni, 2 emas, 2 perak, dan 7 perunggu. Dua emas disumbangkan lewat nomor BMX putra (I Putra Bagus dan putri, Elga Kharisma) dan Aiman Cahyadi dari nomor Individual Time Trial pada SEA Games Philipina 2019.
“Semua prestasi ini bukan kebetulan tetapi melalui komitmen RSO menjalankan program pembinaan melalui pelaksanaan event nasional secara rutin dan keikutsertaan atlet balap sepeda Indonesia pada event-event internasional,” ujarnya.
Yang perlu dicatat lagi, ungkap Andrianto, RSO mampu menggelar Tour de Indonesia 2019 yang vakum selama tujuh tahun. Tour de Indonesia yang diberi titel 2.1 UCI menghadirkan 20 tim dari 26 negara
Sejarah lain yang perlu diketahui, RSO tercatat menjadi orang pertama Indonesia yang duduk sebagai Wakil Presiden Balap Sepeda Asia (ACC). Dan, dia bisa memainkan perannya dengan menggiring pagelaran balap sepeda bertajuk Asian Track Championships (ATC) 2019 yang diikuti 297 pembalap putra-putri termasuk pembalap paracycling dari 16 negara.
Ajang ini dihelat untuk kali pertama oleh PB ISSI bekerjasama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang merupakan pengelola Jakarta Internasional Velodrome. Terakhir kali ajang ini digelar 10 tahun lalu pada Kejuaraan Balap Sepeda Track di Velodrome Tarakan, Kalimantan Timur.
Lebih jauh, Andrianto menyebut perjalanan RSO memimpin balap sepeda semakin lengkap saja begitu Muhammad Fadli Immanuddin mencatat sejarah menjadi atlet para balap sepeda yang pertama menyumbangkan medali emas nomor 4.000 M Individual Persuit (IP) Putra C-4 dan perak nomor individual time trial (ITT) C4.
“RSO itu disibukkan dengan tugasnya sebagai Ketua Penyelenggaran Asian Para Games (INAPGOC). Namun, dia tetap saja meluangkan waktu untuk memantau persiapan para atlet sepeda sehingga apa yang ditargetkannya melahirkan atlet juara di Jakarta International Velodrome benar-benar terwujud,” pungkasnya.