JAKARTA, Indotimes.co.id – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane diserbu warga internet (warganet) setelah dia meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo tidak mengeluarkan izin Piala Menpora dan menuding Turnamen Piala Menpora 2021 ini ecek-ecek.
Hal itu seperti terpantau dari komentar-komentar warganet di akun Instagram pribadi Neta S Pane, @habibneta pada Rabu (10/3).
Dalam postingannya ini, Neta S Pane menyampaikan sembilan alasan Piala Menpora harus dibatalkan. Postingan Neta ini telah dikomentari oleh sebanyak 31.699 pengguna internet Instrgram.
Bukannya dukungan yang dia terima dari warganet, malah dia dibully karena dianggap tak berempati terhadap dunia sepak bola yang telah satu tahun ini terhenti akibat pandemi COVID-19. Padahal, ada banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari gelaran sepakbola di tanah air seperti pemain, pelatih, official klub dan tenaga pendukung lainnya.
Salah satunya akun @bryyan_09. Dia bahkan mempertanyakan sikap Neta yang tidak terdengar suaranya saat Pilkada Serentak 9 Desember lalu yang juga dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
“Gini aja pak, Bapak bayar bulanan seluruh elemen yang ada di Club buat biaya hidup mereka dan di Jamin kehidupannya. Kalo bulanannya sudah ada jaminan gak ada bola di Indonesia juga nggapapa anda ngelarang kompetisi di Indonesia tapi gak ada jaminan apapun!!! Anda waras??!!!. Lalu Pilkada apa kabar?? Apakah bapak koar2??!!!,” tulisnya.
Sementara itu, ada pula warganet yang menuding Neta S Pane hanya menumpang tenar dengan gelaran ini. “Pansos mulu,” kata akun baang_mun.
Akun footballtalentnesia juga menuding Neta hanya sekadar cari panggung. “Kalau mau cari panggung nyewa pak. Jangan numpang panggung gak diundang pula kau ini,” tegasnya.
Bahkan, akun wildanalamsyah2 menyarankan Neta untuk mengurus ikan cupang, tidak usah ikut mengurus bola di Indonesia.
“Mending bapak ngurusin cupang aja dah. Gak usah ikut-ikut ngurusin bola,” pungkasnya.
Akun dkyp1990 menulis seharusnya gelaran sepakbola Piala Menpora tidak ada masalah bila nantinya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Selama mematuhi protokol kesehatan seharusnya tidak ada masalah. Lagi pula tidak ada penonton. Jangan ngomongin kerumunan dan klaster baru kalau ente foto aja tanpa masker,” kritiknya.
Sebelumnya, Neta meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo tidak mengeluarkan ijin Piala Menpora, apalagi pemerintah melalui Mendagri sudah mengeluarkan instruksi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ind Police Watch (IPW) mendesak Kapolri Listyo Sigit Prabowo mematuhi instruksi pemerintah tsb dan tidak mengeluarkan surat ijin Piala Menpora. Sebagai Kapolri, Sigit harus menghargai PPKM yang dikeluarkan pemerintah melalui Mendagri Tito Karnavian yang nota bene adalah seniornya Sigit.
Bagi IPW sendiri ada sembilan alasan kenapa Piala Menpora harus dibatalkan. Pertama, pertandingan itu semula direncanakan berlabel Piala Presiden tapi pihak Istana menolak. Lalu direncanakan lagi sebagai Piala Kapolri dan juga ditolak. Akhirnya diberi nama Piala Menpora.
Kedua, klub legendaris Persipura mundur dari Piala Menpora karena PT LIB dianggap Persipura tidak profesional dan tidak jujur serta mendiskriminasi klub asal Papua tsb. Ketiga, ada sebanyak 17 pemain PSM belum dibayar gajinya untuk musim 2020 lalu dan bagaimana mereka bisa bermain tanpa digaji. Keempat, ada 6 klub lain di liga 1 yang juga sebagian pemainnya belum dibayar gajinya di musim 2020 lalu.
Kelima, Menpora tidak transparan mengenai biaya turnamen dan jika menggunakan uang negara harus diaudit BPK dan turnamen ini harus diplototi KPK agar tidak terjadi korupsi, mengingat dana bansos saja dikorupsi.
Keenam, dipastikan 70 persen klub yg ikut Piala Menpora, pemainnya dibayar secara tarkam (jauh di bawah gaji pemain profesional).
Ketujuh, patut dicurigai pemain asing di Piala Menpora belum mendapatkan KITAS dan jika ini terjadi itu merupakan pelanggaran hukum. Kedelapan, dipastikan tidak satu pun pemain Piala Menpora diasuransikan. Kesembilan, patut diduga para pemain Piala Menpora tidak bisa membayar pajak penghasilan (PPh) karena penghasilannya setara Tarkam.
Dari sembilan alasan ini IPW memastikan Piala Menpora adalah turnamen kelas ecek ecek, yang sama sekali tidak berdampak pada prestasi sepakbola nasional, yang ada justru berpotensi menimbulkan krumunan masa dan menjadi klaster.