JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dipastikan menjabat Ketua Umum PB PASI periode 2021=2025 pada Kongres PASI yang digelar secara viirtual, Senin, 25 Januari 2021. Pasalnya, menurut Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung mantan Ketua Umum PB Forki akan didukung seluruh Pengprov PASI.

“Sampai malam ini, sudah 25 dari 34 Pengprov PASI yang membuat dukungan ecara tertulis terhadap pak Luhut Binsar Pandjaitan. Sisanya sudah menyatakan dukungan secara lisan dan masih ditunggu dukungan tertulisnya,” ungkap Tigor yang dihubungi, Kamis (21/1) malam.

Belum diterimanya surat dukungan 9 Pengprov PASI yang tersisa, kata Tigor Tanjung, terkait dengan adanya kesibukan dan bencana alam yang melanda di beberapa daerah. “Pengrov PASI Sulawesi Barat (Sulbar) belum menyampaikan surat dukungan tertulis karena gempa bumi yang merusak kantornya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan telah menyatakan kesediaannya untuk dipilih dalam Kongres PASI yang akan digelar secara virtual, Senin, 25 Januati 2021. Kesediaan itu tertuang dalam surat yang ditujukan kepada PB PASI tertanggal Selasa, 19 Januari 2021. Dalam surat yang ditandatanganinya itu, LBP menyatakan kesanggupannya dipilih dan komitmen pengabdian demi kejayaan atletik Indonesia.

“Ya, kita memang sudah menerima surat kesediaan dari pak Luhut Binsar Panjaitan. Dalam pertemuan virtual dengan seluruh Pengprov PASI yang dilakukan Rabu, 20 Januari sudah disampaikan suratnya,” papar Tigor menjelaskan mengenai keberadaan surat tersebut.

Tigor kembali menegaskan keberadaan LBP menjadi orang nomor satu di atletik Indonesia dalam upaya untuk kembali mengangkat prestasi atletik Indonesia. PB PASI memilih Luhut Binsar Panjaitan karena memenuhi beberapa kriteria yang diinginkan. Apalagi, PB PASI berkeinginan menjadikan olahraga atletik go publik sehingga bisa memasuki era industri seperti cabang olahraga lain.

“PB PASI sudah harus go publik. Makanya, kita mencari figur yang tepat. Karena, sudah tidak bisa lagi diterapkan pola pembinaan seperti yang dilakukan pak Bob Hasan dimana semua kebutuhan dana dalam pembinaan atletik baik di tingkat pusat maupun daerah ditanggungnya. Maklum, pak Bob Hasan saat itu menempatkan dirinya sebagai bapak yang selalu siap memenuhi kebutuhan anaknya. Biarlah pola yang dilakukan pak Bob Hasan sebagai sejarah dan mencatatnya sebagai bapak atletik Indonesia,” jelas Tigor Tanjung.

Kriteria pertama, kata Tigor, figur yang duduk harus memiliki kemampuan dalam menggerakkan pembinaan atletik di seluruh daerah. Kedua, bisa melibatkan pemerintah dalam menjalin hubungan dengan negara lain untuk kepentingan pembinaan atletik Indonesia. Ketiga, punya hubungan baik dengan pemerintah.

“Cabor atletik yang cukup banyak memperebutkan medali itu sudah saatnya lebih dikembangkan di berbagai daerah. Makanya, daerah-daerah harus dipacu melakukan pembinaan dengan tidak lagi mengandalkan PB PASI.

Begitu juga keterlibatan pemerintah dalam mendorong pembinaan atletik mutlak sangat dibutuhkan. Dan, saya yakin sosok pak LBP yang sudah pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Forki mampu menggerakan daerah dan menjadikan atletik menuju era industri,” tandasnya.