JAKARTA, Indotimes.co.id – Lifter putri angkat berat Indonesia Sri Hartati sukses mengharumkan nama bangsa di pentas Internasional. Sri sukses menyabet tiga medali emas, sekaligus memecahkan rekor dunia pada kejuaraan angkat berat World Open Powerlifting Championship 2018, 5-10 November di Halmstad, Swedia, Selasa (6/11).
Sri Hartati yang turun di kelas -57 kg mendapatkan medali emas usai mencatatkan total angkatan seberat 565 kg dari tiga jenis angkatan berbeda (squat, bench press, dan deadlift).
Sri Hartati langsung membuat gebrakan saat turun di nomor squat, lifter binaan Gajah Lampung ini berhasil memecahkan rekor dunia dengan angkatan seberat 225 kg.
Pada nomor bench press, Hartati harus puas ada di posisi dua dengan angkatan 150 kg. Sedangkan di nomor deadlift, Hartati menduduki posisi tiga dengan angkatan 190kg.
Dengan total angkatan 565 kg, Hartati tidak hanya berhak menyabet medali emas. Ia juga berhasil memecahkan rekor dunia.
Pada kejuaran ini Sri Hartati menyisihkan dua atlet Rusia, Anna Ryzhkova dan Victoria Karlysheva yang mencatatkan total angkatan 550 kg dan 525 kg.
“Berita gembira dari Kejuaraan Dunia Angkat Berat di Swedia. Sri Hartati berhasil merebut gelar juara dunia. Alhamdulillah,” kata Wakil Ketua Umum PB PABBSI Joko Purnomo yang mendampingi tim Indonesia di Swedia, via Whatsapp kepada media di tanah air.
Atlet angkat berat Indonesia lainnya, Sri Widari juga mencatatkan prestasi apik di kejuaraan ini. Widari yang turun di kelas -47 kg berhasil menyabet medali perak usai mencatatkan total angkatan 476 kg (160 kg squat, 141 kg bench press, dan 175 kg deadlift).
Widari gagal bersaing dengan lifter asal Jepang Yukako Fukushima yang mencatatkan total angkatan 495 kg. Kegagalan Widari tidak lepas dari jumlah angkatan squat yang dicatatkannya.
Sementara itu Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roeslani mengatakan pihaknya sangat bangga atas pencapaian cabang angkat besi dan angkat berat yang berkompetisi di level dunia. Apalagi, lifter yang dikirim mampu memecahkan rekor dunia.
“Kami semua di PB PABBSI merasa bangga dengan hasil di angkat besi dan angkat berat ini. Untuk itu kami akan memberikan apresiasi (bonus),” kata Rosan P Roeslani dalam keterangan resminya.
Pria yang juga Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga memberikan apresiasi khusus untuk Eko Yuli yang mampu mengukir sejarah karena baru pertama kali meraih juara dunia di cabang angkat besi pada nomor baru, yaitu 61 kg. “Mudah-mudahan prestasi ini berlanjut ke Olimpiade Tokyo 2020,” tandas Rosan P Roeslani.
Prestasi yang dicatatkan Sri Hartati dan Widari menjadi angin segar untuk olahraga angkat berat Indonesia. Sebelumnya, pada kejuaraan dunia angkat besi di Turkmenistan, Sabtu (3/11) lalu, lifter putra Indonesia Eko Yuli Irawan juga berhasil meraih pretasi spektakuler, dengan menyabet tiga medali emas di kelas 61 kg. Selain sukses menyabet medali emas, Eko juga memecahkan rekor dunia kelas 61 kg.
Peraih medali emas Asian Games 2018 itu membuat total angkatan 317kg, dengan rincian 143kg angkatan snatch dan 174kg angkatan clean & jerk.