SENTUL, Indotimes.co.id – Juara bertahan putra, Surabaya Bhayangkara Samator harus mengakui keunggulan Jakarta BNI 46 pada seri kedua putaran pertama PLN Mobile Proliga 2022.

Dalam pertandingan yang berlangsung sangat ketat di GOR Kawah Candradimuka, Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/1), Samator menyerah 2-3 (30-32, 33-31, 20-25, 26-24, 15-17) dari sang lawan Jakarta BNI 46.

Pertandingan kedua tim ini berlangsung alot sejak awal. Selisih angka antara kedua tim tidak jauh. Sehingga laga yang banyak diwarnai protes dengan kepemimpinan wasit itu berlangsung selama tiga jam tiga menit.

Bagi Samator, ini kekalahan pertama pada musim ini. Sebelumnya, dalam dua laga yang dijalani, Samator meraih kemenangan yakni atas Palembang Bank SumselBabel (3-1) dan Kudus Sukun Badak (3-1).

Sedang bagi BNI 46, ini merupakan kemenangan pertama. Sebelumnya pada seri pertama, pekan lalu, tim besutan Samsul Jais ini kalah dari Jakarta Pertamina Pertamax 0-3.

Baca Juga:  16 Negara Ramaikan TEZ Tennis Open 2017

“Pertandingan ini pertama dalam sejarah Proliga banyak kesalahan yang dibuat. Pertandingan berjalan ketat selisih poin dua setiap pertandingannya. Secara psikologi, secara tim kami sudah mengerti strategi yang ingin kami jalani,” ungkap Pelatih Jakarta BNI 46 Samsul Jaiz usai laga.

Jakarta BNI 46 sempat melakukan protes terhadap kepemimpinan wasit. Dimaz Saputra dan kolega merasa dirugikan wasit Haryono karena sejumlah keputusannya di set ke empat dan kelima. Bahkan tim milik BUMN ini sempat menolak bertanding karena merasa dirugikan wasit.

Menurut Samsul Jaiz, keputusan wasit tersebut memberi dampak pada para pemainnya.

“Saya rasa ke depannya Proliga harus evaluasi karena kepemimpinan wasit kurang baik malam hari ini. Kepemimpinan wasit malam ini sejatinya mempengaruhi penampilan anak-anak. Seharusnya bisa menjadi evaluasi ke depannya,” tambah Samsul.

Sementara itu  pelatih Surabaya Bhayangkara Samator,  Sigit Ari Widodo mengaku kurang beruntung pada laga ini. Di set ke lima BNI 46 bisa memanfaatkan sejumlah momentun sehingga bisa unggul. Sebaliknya mereka malah melakukan sejumlah kesalahan.

Baca Juga:  Gandeng University of Camberra, UNJ Terapkan Sport Science

“Kami kurang keberuntungan pada laga ini, di set kelima BNI punya momentum dan secara teknis kami melakukan beberapa kesalahan,” katanya.

Sigit juga menilai penampilan pemain asingnya, Marco Sindelic kurang maksimal pada pertandigan kali ini. Pemain asal Serbia itu dinilai kurang memberikan permainan yang diharapkan.

“Pemain asing kami Sindelic kurang berpartisipasi banyak pada laga ini. Kami juga dirugikan pada laga ini beberapa kali, menurut saya wasit kedua kurang banyak memberikan bantuan untuk wasit utama. Kekalahan ini membuat kami evaluasi khususnya dalam masalah mental bertanding dan taktik,” tandas Sigit.