JAKARTA, Indotimes.co.id – Tim Satuan Tugas Antimafia Bola bentukan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya telah menangkap Ketua Asprov Jawa Tengah, Johar Lin Eng terkait skandal pengaturan skor yang terjadi di sepak bola Indonesia.
Johar yang juga anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ditangkap di area kedatangan Badara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, setelah mendarat dari Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/12) sekitar pukul 10.12 WIB. Johar yang mengenakan kaos hitam, dengan tangan diborgol langsung digelandang Tim Satgas Antimafia Bola ke Polda Metro Jaya guna dimentai keterangan.
Penangkapan terhadap tersangka mafia pengaturan skor itu dibenarkan Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola, Kombes Argo Yuwono, saat dihubungi awak media. Penangkapan Johar Lin Eng dipimpin oleh Ipda Elia Umboh, selanjutnya, Johar diboyong Polda Metro Jaya.
Menurut Argo, penangkapan Johar berdasarkan laporan dari manajer klub di Jawa Tengah. Johar saat ini sudah dibawa ke Polda Metro Jaya dan menjalani pemeriksaan intensif.
Sebelumnya, Satgas Anti Mafia Bola menerima laporan dari manajer klub sepakbola, LI, terkait dugaan pengaturan skor. Laporan itu terkait adanya sejumlah pihak yang meminta uang agar salah satu tim bisa naik dari Liga 3 ke Liga 2.
“Setelah dilakukan klarifikasi terhadap saksi-saksi, dan setelah dilaksanakan mekanisme gelar perkara maka pada tanggal 24 Desember 2018 telah dinaikkan ke penyidikan,” tandas Argo.
Sementara itu Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono yang dimintai tanggapanya atas penankapan Johar Lin Eng mengaku sudah mendengar informasi dan membenarkan kabar tersebut. Namun, Jokdri sapaan akrab Joko Driyono enggan berkomentar banyak tentang penangkapan tersebut. Hal itu dikarenakan, kata Jokdri, dirinya belum sempat berkomunikasi dengan Johar Lin Eng.
Mengenai permasalahan dan bukti apa saja yang dibawa Tim Satuan Tugas Antimafia Bola, Jokdri menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. Jokdri menegaskan PSSI mendukung sepenuhnya penegakkan hukum. “Kita menghormati sekaligus mengikuti psoses hukum,” katanya.
Keterlibatan Johar Lin Eng dalam dalam mafia pengaturan skor sepakbola di Tanah Air, terungkap dalam acara Mata Najwa yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta beberapaa waktu. Dalan acara tersebut nama Johar disebut menerima uang praktik pengaturan skor di Liga 3 2018.
Kasus itu dibuka oleh manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani. Lasmi mengungkapkan Johar merupakan perantara mafia sepakbola di Indonesia.
Lasmi menjelaskan secara detail bagaimana Johar mengenalkannya dengan mafia pengaturan skor, Mr P. Ada banyak uang yang sudah dikeluarkan, tapi hasil yang dapat oleh tim yang ada dalam naungan Lasmi tak mendapatkan hasil sesuai harapan.
Lasmi mengungkapkan kalau Johar mengenalkan dirinya pada Mr P yang disebut-sebut sebagai mafia sepakbola.
“Saya merasa ditipu beberapa kali. Kami ditawari juara Piala Suratin tapi tidak juga. Kalah, tapi tagihan di belakang sekitar Rp 150 juta. Di Porprov juga dijanjikan juara dengan bayaran dengan Rp 100 juta untuk sepakbola, dan Rp 75 juta untuk futsal,” ungkap Lasmi waktu itu.